Beberapa gadis entog kami sudah menghasilkan telur (selain Ma Tik), namun karena ini kali pertama mereka bertelur, kami harus meringankan beban mereka sedikit dengan melakukan pengurangan telur eramannya. Ini kumpulan telur dari Wik Wik total sejumlah 13 telur yang terletak dibawah outdoor bathroom banana circle kami. Kami memutuskan untuk mengambil 8 buah dan meyisakan sekitar 5 buah saja untuk dia erami kedepannya, untuk mengurangi tingkat kegagalan eraman pertama kali.
Bentuk telur entog sedikit lebih kecil dari telur ayam dengan warna kulit gading, texture cangkangnya jauh lebih keras dibandingkan telur bebek maupun ayam. Bagaimana rasanya??? Well, honestly this is not our favourite eggs karena dia tidak mengembang seperti telur bebek, jadi tidak cocok dijadikan telur dadar atau omlette…dia tetap flat, datar se datar-datarnya saat digoreng ahahahhahaa. Dan tidak cocok dijadikan bahan pencampur kue, karena kue tidak akan mengembang sempurna. Ok, soal mengembang rekor masih dipegang oleh telur bebek. Dia punya keharuman yang berbeda dengan telur lainnya saat digoreng. Untuk rasa juga dia sebenarnya lebih gurih dengan texture sedikit lebih kenyal. Teknik perebusan merupakan teknik yang paling cocok untuk mengolah telur entog. Hasil dari telur rebusnya sangat unik, putih telurnya kenyal, warna kuning telurnya pucat namun gurih. Yuppp…finally, we found the best way to cook it.
Mengembang : bebek – ayam – entog
Kenyal : entog – bebek – ayam
Harum : entog – bebek – ayam
Gurih : bebek – entog – ayam