Suatu hari kami diajak makan di sebuah rumah makan terkenal yang menyajikan sei sapi di kota Bandung and I was like…whattttt, mahallll punnnn…tapi mungkin porsi dan rasanya sebanding jadi g masalah juga kali yaa. Beberapa menit menunggu, datang orderan daging asap dan ayam asap, dikitttttt kali porsinya. Okelah, mungkin saking enaknya kali ya, mudah-mudahan porsi nasinya banyak, dan kami menunggu lagi. Dan ternyata porsi nasinya sedikiiitt pisan, serasa porsi perempuan yang sedang berdiet. Namun kami disenangkan dengan rasanya yang oke tapi tidak mengenyangkan itu.
Dendam makanan enak tapi tidak kenyang itu lah yang membuat kami panas serta berniat untuk membuat smoke house kami sendiri, supaya kami bisa menyantap banyak-banyak daging asap tanpa harus membayar muahal hahahaha. Dan apakah dendam kami terbayarkan? Oh absolutely…kami dapat membuat daging asap setiap kami memanen ternak, smoke house kami dapat menampung hingga 10 unggas asap di bagian gantungan plus 10 kilo daging asap di bagian rak. Daging asap dari sapi/domba/kambing kami simpan secara utuh, sedangkan unggas asap sudah kami fillet sebelum disimpan, ukuran fillet kami bagi dua yaitu ukuran besar sebesar setengah telapak tangan dan sisanya ukuran kecil-kecil sisa dari pemotongan ukuran besar tersebut.
Difoto ini kami mengolah entog asap ukuran kecil dengan cara ditumis dengan bumbu iris, karena rasanya yang super rich tidak butuh banyak bumbu, cukup irisan bawang merah, bawang putih dan cabai. Tumis bumbu iris dengan api besar hingga harum, masukkan irisan daging tambah sedikit garam dan lada, aduk sebentar, angkat.
