Our Permaculture Garden Before – After Part 2

Our Permaculture Garden Before – After Part 2
Our Permaculture Garden Before – After Part 2

Ini foto kenangan bagian depan yang mulai digarap di awal Feb 2019. Dapat dicek di slide 5, bagian depan ini gersang total karena dulunya di olah oleh petani lokal dengan membabat habis semua pepohonan dan menanam tanaman annual. Sekitar beberapa minggu setelah bangunan selesai, kami mengerjakan project sekolah di @pliindonesia, setelah project selesai, kami sengaja mengambil hiatus dua bulan untuk dapat melakukan finishing bangunan dan pengolahan lahan depan.

Sumpah kami hampir pingsan karena cuaca amat terik dan tidak terdapat pepohonan yang dapat menaungi kami sama sekali. Panasnya sinar bahkan dapat terlihat dari foto2 yang kami ambil. Kami memproses besi hollow bekas dari memotong, mengelas dan mendirikan besi tersebut untuk membuat tiang gerbang, rel gerbang, carport, teras dan gudang. Kami mengangkut granit dan hebel serta menyemen sendiri teras dan menaburkan batu split. Kami juga menyusun pathway dari grass blok, membuat garden bed, mendirikan pintu doraemon dan membuat kolam Aquaculture. Kemudian kami memasang net dan sisa besi-besi panjang untuk tambahan rambatan dan membuat dome. Setelah dirasa sudah mantap kami mulai menanam dengan rambatan markisa, telang, kacang rambat, mentimun, timun suri, labu siam, binahong diseluruh bagian yang dapat dirambati, menanam pohon pisang, kelor, tabebuya, stek cincau, singkong, chaya, pohon salam, pandan, jagung, sorghum – kami mengejar perrenial dan biennial terlebih dahulu sampai dapat tumbuh subur barulah kami menambahkan annual. Kami juga memindahkan dua buah pohon bambu kuning dari belakang ke kanan kiri pintu doraemon.

Percayalah. Saat itu merupakan dua bulan penuh perjuangan dan kelelahan. It was really SWEAT BLOOD and TEARS. Seluruh badan kami ngilu dan gosong kepanasan, telapak tangan kami berdarah karena selalu mengangkut barang berat dan tajam dan malam hari menjelang tidur kami meneteskan air mata karena menahan sakit.

Kami bersyukur bahwa dalam setahun bagian depan sudah menghasilkan dan menyerupai hutan mini sehingga mampu menaungi dari sinar matahari. Kami sekarang meneteskan air mata bahagia dan tak henti mengucap syukur, kami merawat alam dan sekarang alam merawat kami.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *