Fakta Mencengangkan Mengenai Food Waste

Limbah Makanan/Food Waste

Postingan yang ini bukan untuk mengurangi rasa bersalah dari postingan sebelumnya yaaaaa.

Kita segarkan kembali ingatan mengenai jejak karbon di beberapa postingan sebelumnya kebelakang. Oke. Sudah ingat kembali? Bagus, yuk kita lanjut.

Ingat khan mengenai besaran industri berbanding lurus dengan besaran jejak karbon? Jadi gambarannya begini, sawah yang dikelola oleh pendekatan alami dan tradisional akan mengeluarkan jejak karbon yang lebih sedikit dibandingkan sawah yang dikelola secara modern dan sudah skala industri. Luasan area persawahan dengan sistem monocropping akan menimbulkan masalah yang jauh lebih besar pula (baca ulang prinsip permaculture mengenai diversity). Dan karena penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi paling banyak dibandingkan jenis karbohidrat lainnya, maka sekarang ini, industri beras merupakan penyumbang jejak karbon terbanyak.

Limbah Makanan/Food Waste

Dan bukan itu saja, ternyata sebelum makanan tersebut sampai di meja makan kita dan kita yang melakukan food waste. Sudah terjadi proses food waste terlebih dahulu dari hulu, terutama untuk yang berskala industri.
1. 12% dari hasil panen disingkirkan karena biasanya memiliki bentuk, warna dan texture yang tidak sempurna.
2. Kurang lebih 10% food waste dilanjutkan di pabrik pengolahan, karena masalah penyimpanan.
3. Waste terbesar berada di proses distribusi dan hilir, baik di pasar, supermarket, toko maupun setelah sampai di tangan konsumen. Biasanya karena masalah kondisi yang sudah tidak segar, busuk, basi ataupun expired.

Panjangnya jalur distribusi mengakibatkan lebih cepat dan banyaknya jumlah food waste dibandingkan dengan jalur distribusi yang lebih pendek. Artinya apabila kita mendapatkan sayuran dan bahan makanan dari petani lokal atau pasar lokal, maka jumlah food waste dapat dikurangi lebih banyak.

So…please love and support your local farmers always and try to grow your own food as much as you can do.

Tahukah anda.

Berapa rata-rata jumlah food waste per orang di beberapa negara.

Limbah Makanan/Food Waste

Dan kembali lagi Indonesia ada di posisi ke-2 food waste di dunia setelah sebelumnya juga berhasil bertahan di posisi ke-2 untuk plastic waste di dunia.

Sedih khan? Well, untuk para permaculturist atau calon permaculturist, saya harap jangan bosan-bosannya kembali membaca mengenai postingan jejak karbon dan waste management, korelasikan dengan materi etika permaculture dan prinsip permaculture yang sudah kita bahas juga sebelumnya.

Limbah Makanan/Food Waste
Limbah Makanan/Food Waste
Limbah Makanan/Food Waste
Limbah Makanan/Food Waste
Limbah Makanan/Food Waste

Dari sini kita tampaknya sudah mulai memahami miskonsepsi permaculture yang beredar luas di masyarakat bahwa ber-permaculture itu bukan sekedar berkebun saja, melainkan berpola pikir, bersikap dan bertidak selaras dengan alam, not againts it.

Kunci dari jejak karbon dan waste management adalah REDUCE -> REUSE -> RECYCLE.

Kurangi dulu jumlah konsumsinya, dengan cara yang mudah :

1. Mulailah dengan merancang menu selama sebulan. Breakdown menu dan kebutuhannya setiap minggu.

2. Rajin mengecek inventory dapur dan tempat penyimpanan untuk mengecek stock yang hampir kadaluarsa, segera gunakan.

3. Catat perencanaan belanja dan belanja dalam jumlah bulk untuk seminggu, tidak perlu toh setiap hari hang out ke pasar, ini terkadang bikin lapar mata dan akhirnya jajan terus. Ingat ya, bawa keranjang belanjaan sendiri.

4. Bersihkan bahan belanjaan basah dan simpan dalam lemari es dalam kondisi sudah rapi ditempatkan dalam wadah.

5. Ada beberapa bahan yang dapat dibekukan untuk memperpanjang shelf life.

6. Lakukan prinsip permaculture Obtain a yield dalam melakukan beragam metode pengawetan bahan makanan/food preservation, terutama jika bahan makanan tersebut sedang masa panen raya sehingga harganya kebetulan murah.

7. Jangan memaksa membeli bahan makanan yang sedang tidak musim, karena harga yang pasti akan mahal.

8. Masaklah sesuai kebutuhan dan takaran, jangan memaksa untuk mengolah atau memasak yang tidak disukai oleh keluarga. It will be more waste happen.

9. Pergunakan semaksimal dan seoptimal mungkin bahan makanan, misalnya membeli ayam utuh, kita dapat mempergunakan bagian yang tidak akan dimakan maksimal seperti ceker, kepala, ujung sayap atau bagian bertulang lainnya untuk membuat kaldu dan menyimpannya di freezer.

Ada lagi yang mau berbagi?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *