Harap cek kembali postingan kami di materi paling awal yang membedakan metode pertanian organic vs permaculture sebelum mendebat postingan dan penjelasan kami di postingan ini. Ada jarak perbedaan yang begitu jauh diantara keduanya. Salah satunya adalah masalah hama dan hubungannya dengan biodiversity.
Untuk metode pertanian organik, cendrung menanam satu atau dua jenis annual atau biennial dalam satu lahan dan menggunakan pestisida organik untuk mengatasi permasalahan hama. Di permaculture, pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan adalah pendekatan holistik “let’s nature takes it course” Artinya kita menciptakan atau meniru ekosistem natural sehingga kutu putih tidak pernah menjadi masalah bagi kami, karena yang kami tumbuhkan adalah ladybug-nya/predatornya. Ulat juga tidak menjadi masalah karena banyaknya varietas bunga, burung-burung pun akan menjadi predator dari hama tersebut.
How? Dengan diversity atau keberagaman yang berkali-kali kami tekankan. Di kebun urban permaculture kami yang hanya seluas 750 meter persegi ini, kami menciptakan sustainability garden, kami menciptakan mini food forestry yang didalamanya terdapat puluhan pohon buah dan tanaman perrenial. Segala jenis tanaman karbo dan rimpang, biennial dan annual yang kami selipkan diantaranya, serta beragam bebungaan dan herba. Hampir tidak ada space kosong, semua tembok dan pathway kami rambati sehingga setiap hari kebun kami semarak dengan aneka burung, kupu, serangga, bajing, kelalawar dan sebagainya. We let nature takes it course.
