Sampah Organik Kita

Sampah Organik
Sampah Organik
Sampah Organik
Sampah Organik

Selama beberapa hari lalu kita sudah bicara mengenai sampah anorganik atau sampah plastik (Plastic Waste) serta apa yang dapat kita perbuat untuk mengatasi hal tersebut. Nah, khusus di postingan ini, kita akan membahas mengenai organic waste yaitu sampah/limbah makanan atau sering disebut dengan Food Loss and Food Waste.

Kenapa kita membahas ini? Well, tahukah kamu kalau kita ini membuang 1/3 jumlah makanan setiap tahun? Enggak percaya? Bolehhhh, yuk kita hitung. Saat sarapan pagi, berapa ons atau sendok makanan yang tersisa dipiring? Saat makan siang, berapa ons atau sendok makanan yang tersisa dipiring? Saat makan malam, berapa ons atau sendok makanan yang tersisa dipiring? Sedikit kok, palingan setengah sendok, itu juga cuma nyisain lalapan dikit, sambel dikit sama nasi dikit, okeee sedikit, yuk kita coba timbang sedikitnya itu berapa ons. Haruskahhh? Iyes honey, harus, karena kita bedasarkan fakta bukan retorika belaka, pahamkan?

Cuma 5 gram kok kak per makan sisanya. Oke 5 gram x 3 = 15 gram per hari x 365 = 5.475 gram alias 5,4 kilogram per tahun. Itu baru makanan ya, belum camilannya, belum jajanan mie ayam n bakso yang kuahnya suka disisain itu termasuk waste loooooohhh, lalapan n sambal ayam penyet juga, saus kacang batagor n cilok juga, eh buset, itu dihitung juga? Ya iyalah, kuah atau saus sambal khan bikinnya pakai jejak karbon juga toh, yuksegarkan ingatan mengenai jejak karbon lagi.

Kemudian minuman, hayo coba mengaku dengan jujur, siapa yang suka menyisakan minuman baik susu, yoghurt, kopi dan sebagainya?. Enggak nyisain kak, soalnya keburu expired di kulkas. Lhaaa, ya sama aja, khan kebuang namanya.

Terus kita tengok ke kulkas yuk, korek-korek deh ada atau tidak bahan makanan kadaluarsa atau sayuran yang udah layu atau bahkan buah yang sudah lembek disana?

Terus kita ke lemari penyimpanan makanan yuk, tengok deh apa ada tepung yang sudah berkutu? Gula yang sudah menggumpal, cereal yang sudah expired, cookies bulukan…hayooo, ada atau tidak?

Nah, mulai sekarang selain menimbang semua sisa makanan dan minuman, yuk kita timbang semua bahan makanan yang sudah expired, busuk, layu, pokoknya yang sudah tidak layak dan tidak dapat dikonsumsi.

Pasti hasilnya lebih dari 15 gram perhari ya kalikan saja ada berapa penduduk di rumah, kalikan lagi selama setahun, okey, lumayan besar khan? Bisa sampai 10 kilogram per tahun untuk satu individu. Lha kalikan ada berapa orang di planet ini yang hidup (penduduk ghoib atau dunia lain tidak usah dihitung yaaaa).

Such a massive amount of food waste bukan?

Ehhmm, kak aku cuma nyisain saos tomat sama saos sambel aja kok tiap makan di keepci atawa mekdi atawa bergerking, duhhh ya sama aja alfonsooooo. Mau hanya menyisakan sepotong daun selada atau secuil saos atau sebongkah mentimun bahkan semangkuk kuah bakso. Kesemuanya itu tetep diproduksi dari bahan-bahan utama dan proses pengolahannya menggunakan energi dan jejak karbon (Pleaseee…baca kembali materi mengenai jejak karbon yaaaaa) waste is a waste mau sebutir nasipun ya tetap waste. Dan ingat, bahwa food waste inilah penghasil gas metan di landfill yang bisa mengakibatkan meledaknya landfill (sudah dijelaskan dipostingan sebelumnya).

Sampah Organik
Sampah Organik

Tapi aku enggak ngebuang loh kakkk, kan dijadikan kompos (bangga). Yeee, ya sama aja itu mah bukan solusi atuh. Monggo yang masih ngeyel dibaca kembali postingan sebelumnya mengenai jejak karbon. Intinya energi dan jejak karbon yang begitu besar dipakai untuk memproduksi dan menghasilkan produk yang kita buang, that is a total waste.

Bukan masalah gampang nanti aku bikin kompos, bikin kompos butuh jejak karbon juga bukan? Butuh energi dan air juga bukan? Jadi apakah ini merupakan solusi? NO.

Solusi utama tetaplah REDUCE – REUSE – RECYCLE.

Kalau memang dirasa setiap kali makan akan tersisa sesendok makanan ya sebelumnya saat menyendok dikurangi sesendok dulu supaya tidak ada sisa.

Kalau dirasa akan menyisakan kuah bakso ya minta mamangnya untuk mengurangi kuah bakso diawal dan sebagainya.

Kalau memang selalu menyisakan air digelas minum, ya mulai besok saat menuang air di gelas secukupnya saja.

Yes…it is a small, very small steps…but isn’t it a permaculture way of life? Small scale solution is a best solution.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *