Permaculture Lebih dari Pertanian Organik

PERMACULTURE -> Permaculture/ Permakultur, berasal dari kata “Permanen”,”Kultur”, dan “Agrikultur”. Permanen Kultur : Melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat, serta tumbuh bersama dalam waktu yang bersamaan. Bekerja dengan alam dan manusia serta belajar dari mereka, bukan melawan atau bersaing dengan mereka.

Permanen Agrikultur : Pengelolaan pertanian, peternakan, dan perikanan dengan meningkatkan kualitas ekosistem sehingga kebutuhan manusia terpenuhi, secara berkelanjutan hingga ke masa depan.
Pertanian Organik : Suatu sistem yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman, yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik dan menghindari penggunaan bahan kimia.

Maka dapat disimpulkan bahwa Permakultur lebih dari sekedar sistem bertani secara organik, tetapi lebih dari itu, Permakultur merupakan jalan untuk berelasi dengan sesama ciptaan dan alam semesta ini, dan menjamin keberlangsungannya hingga ke masa depan.

Etika Permakultur

1. Peduli terhadap bumi.

Peduli terhadap udara, tanah, laut, atmosfir, sungai, dan gunung, saat kita merusak keseimbangan alam yang ada kita akan menjadi bagian yang paling terancam. Semua tindakan kita merupakan pilihan terhadap apa yang akan kita terima. Bumi merupakan sebuah sistem yang stabil, saat sistemnya diganggu oleh manusia, ia akan berusaha mencapai keseimbangannya kembali. Perlu diingat bahwa Bumi tidak membutuhkan manusia hidup di dalam sistemnya, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa bumi ini.

2. Peduli terhadap masyarakat.

Permakultur adalah sebuah budaya yang permanen, yang harus dikembangkan dalam masyarakat sehingga terbentuk suatu kemandirian bersama.

3. Berbagi dalam Keberlanjutan (Sustainability)

Setiap orang harus berbagi dengan semua makhluk hidup yang ada dan juga terhadap generasi mendatang. Selain berbuat untuk diri sendiri juga harus membagi pengetahuan yang bisa mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan.